>>> Peran Ilmu Kimia dalam Bidang Pangan <<<
Kimia sudah tidak begitu asing lagi dengan telinga kita. Memang, kimia sudah begitu akrab dengan kehidupan kita, terkhusus kehidupan anak sekolah, dari SD, SMP, SMA, sampai di bangku perkuliahan. Kimia merupakan salah satu cabang dari ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan atom, molekul, unsur, maupun senyawa yang ada di bumi ini, serta gejala – gejala kimia yang disebabkannya.
Terlepas dari segala macam definisi yang terkandung di dalamnya, kimia bukan
hanya sekedar buku tebal yang harus setiap malam dihafalkan oleh setiap anak.
Namun, kimia adalah tentang bagaimana mengaplikasikan ilmu sedemikian rupa
tersebut menjadi hal yang bermanfaat di dunia nyata.
Manfaat
kimia sudah banyak sekali memberikan manfaat kepada kehidupan kita. Manfaat
kimia sudah memasuk segala sektor kehidupan, misalnya dal bidang industri,
energi, lingkungan hidup, kesehatan, pertanian, dan pangan. Bidang Pangan Bisa
memberikan manfaatnya ke dalam ilmunya pula. Tentu hal ini terlihat sangat
menggelitik bagi orang - orang yang belum mengenal kimia. Mereka akan
berfikiran bahwa ungkapan tersebut bukan merupakan sebuah fakta. Hal ini dapat
terjadi karena mereka telah mengenal reaksi reaksi kimia yang bermanfaat dan
juga merugikan.
Produk Zat
kimia yang terkandung dalam makanan salah satunya zat aditif, Zat Aditif makanan adalah semua bahan kimia
yang dimasukkan dalam makanan guna untuk meningkatkan kualitas, keenakan,
keunikan makanan, dan lain-lain. Zat aditif sangat diperlukan dalam kehidupan
kita, untuk menambah cita rasa makanan yang kita masak. Bisa kita perkirakan
bahwa seseorang tentu tidak akan punya selera untuk memakan sayur sop yang
tidak digarami atau bubur kacang hijau yang tidak memakai gula. Dalam hal ini,
garam dan gula termasuk bahan tambahan. Keduanya termasuk jenis zat aditif makanan.
Zat aditif bukan hanya garam dan gula saja, tetapi masih banyak bahan-bahan
kimia lain. Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu
pengolahan makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa,
memperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain
sebagainya. Bahan aditif makanan ada dua, yaitu bahan aditif makanan alami dan
buatan atau sintetis Berdasarkan fungsinya, baik alami maupun sintetik, zat
aditif dapat dikelompokkan sebagai zat pewarna, pemanis, pengawet, penyedap
rasa, pemutih, anti kempal, anti oksidan, pengatur keasaman, pengemulsi,
pemantap dan pengental.
Tapi bahan
aditif juga bisa membuat penyakit jika tidak digunakan sesuai dosis, apalagi
bahan aditif buatan atau sintetis. Penyakit yang biasa timbul dalam jangka
waktu lama setelah menggunakan suatu bahan aditif adalah kanker, kerusakan
ginjal, dan lain-lain.
Zat aditif makanan
telah dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan makanan, berikut adalah
beberapa contoh zat aditif :
Setelah itu adalah protein, protein merupakan makromolekul yang sangat kompleks. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi sel. Protein dalam tubuh berfungsi sebagai zat pembentuk jaringan tubuh, pengatur, dan sebagai sumber energi. Selain itu, protein juga berguna sebagai bahan pembentuk membran sel dan sebagai pembentuk enzim. Dalam bahan pangan, protein merupakan zat yang penting dalam pertumbuhan dan ketahanan hidup. Kebutuhan terhadap protein berbeda bagi setiap orang tergantung keadaan fisiologisnya. Protein dalam bahan pangan umumnya ditemukan pada kacang-kacangan, produk daging, dan makanan laut.
Jika bicara tentang lemak, merupakan ester dari gliserol dan asam lemak. Lemak umumnya dibedakan menjadi lemak hewani dan lemak nabati. Lemak berguna untuk membentuk sel otak dan membran sel, sebagai cadangan energi, pengatur suhu tubuh, dan pelindung organ. Selain yang telah disebutkan diatas tentang manfaat ilmu kimia dalam bidang pangan tersebut, tentunya masih banyak lagi manfaat yang diberikannya. Setelah melihatnya sendiri pasti orang yang belum mengenal kimia akan mencoba mengenali tentang ilmu tersebut.
Enzim
adalah katalis biokimia yang berperan dalam proses konversi dari satu zat ke
zat lainnya. Sebagai katalis, enzim berperan penting dalam mengurangi waktu
reaksi kimia di dalam tubuh. Banyak industri pangan yang memanfaatkan enzim
dalam prosesnya, seperti pembuatan bir, industri susu, dan sebagainya. Dalam industri-industri
tersebut, enzim didapatkan dari aktivitas mikroba yang ditambahkan di dalam
bahan pangan sehingga zat yang terdapat dalam bahan pangan mengalami perubahan.
Mineral
dalam bahan pangan amat bervariasi dan dibutuhkan oleh tubuh karena memberikan
manfaat tertentu. Namun tidak semua mineral di alam dibutuhkan oleh tubuh,
sebagian justru berbahaya walau dalam jumlah yang sedikit, misalnya arsen.
Mineral yang dibutuhkan oleh tubuh pun tidak boleh dikonsumsi berlebih karena
dapat mengganggu kesehatan, misalnya natrium, yang dalam kadar berlebih dapat
menyebabkan hipertensi. Hampir semua mineral yang dibutuhkan tubuh bisa
ditemukan dalam makanan.
Serat
yaitu bagian dari tanaman, umumnya merupakan rantai glukosa seperti selulosa,
yang tidak dicerna oleh tubuh. Serat bermanfaat dalam proses pencernaan,
membantu pergerakan bahan makanan dan tinja di dalam usus sehingga tidak
terlalu lama berada di dalam tubuh.
Saat
ini, tingkat konsumsi serat masyarakat berkurang karena sebagian besar makanan
diproses berlebihan dan dibuang bagian yang berseratnya. Misalnya beras, dari
gabah yang digiling, kemudian disosoh agar menjadi putih. Beras sebelum disosoh
mengandung serat yang tinggi, sedangkan beras putih yang saat ini beredar
memiliki kadar serat yang sangat sedikit. Begitu juga dengan gandum, yang saat
ini sedang kembali dipopulerkan konsumsi gandum utuh (whole wheat) guna
meningkatkan konsumsi serat masyarakat.
Begitu
banyaknya manfaat yang diberikan oleh ilmu kimia dapat memberikan kesadaran
kepada kita agar semakin mengembangkan dan mengeksplorasi ilmu pengetahuan
tersebut sehingga dapat memberikan manfaat lebih lagi bagi kehidupan di dunia
ini. Selain mengembangkan, hendaknya kita juga dapat menciptakan alat
pencegahan terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan oleh pemakaian bahan – bahan
kimia merata ke segala sektor terkhusus pada sektor lingkungan hidup,
kesehatan, dan kesejahteraan sosial.